Institut
Agama Islam Darussalam atau lebih dikenal dengan nama IAID merupakan salah satu
universitas Islam terbaik di Ciamis. Bertempat di jl. KH Ahmad Fadlil kontak
pos 02 Ciamis 46271. IAID lahir pada tanggal 1 juni 1970 dan merupakan cabang
pendidikan dari pesantren Darussalam yang sebelumnya telah memiliki RA, MI,
Mts, MAN, dan SMA plus Darussalam, semuanya merupakan cabang pendidikan yang
dibawahi oleh pesantren Darussalam. Visi dari pesantren Darussalam adalah
“Muslim Moderat, Mukmin democrat, dan Muhsin diplomat”.
IAID
memiliki 2 fakultas dengan 5 program studi yaitu
fakultas tarbiyah dan syari’ah. Fakultas tarbiyah memiliki 3 program studi yaitu Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sementara di Fakultas Syari’ah memiliki dua program studi yaitu Ahawal Al-syakhsyiyah atau hukum perdata keluarga (AS) dan Ekonomi Syari’ah (ES) juga program pasca sarjana (S2). Meskipun memiliki fakultas yang relative sedikit disbanding universitas-universitas lain di Ciamis dan memiliki bangunan yang relative lebih kecil, namun mahasiswa IAID memiliki keinginan dan cita-cita yang sama dengan mereka yang memiliki bangunan kampus lebih megah dengan berbagai fasilitas yang memadai. Ini dapat terlihat dari keaktifan dan kontribusi mahasiswa dalam setiap even yang melibatkan berbagai tokoh dan narasumber terpercaya. Tidak hanya itu, setiap mahasiswa mampu berdiri sendiri dalam segala hal. Hampir seluruh mahasiswa IAID mampu menopang hidupnya dengan memilih bekerja sambil kuliah sehingga mereka tidak harus lagi bergantung kepada orang tua. Para lulusannya pun banyak yang melanjutkan pendidikan bahkan sampai ke mancanegara, seperti Australia, America, Belanda, dll. Hal ini menunjukan bahwa keinginan mahasiswa untuk menjadi sukses tidak harus diukur dari seberapa megah bangunan kampus yang di tempati dan seberapa mewah fasilitas yang disediakan, namun bagaimana cara kita bermimpi dan bangun dari mimpi itu untuk mewujudkannya. Berjuang dengan segenggam keyakinan yang tertanam dalam hati, itulah yang menjadi tolak ukur kesuksesan mahasiswa IAID baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
fakultas tarbiyah dan syari’ah. Fakultas tarbiyah memiliki 3 program studi yaitu Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sementara di Fakultas Syari’ah memiliki dua program studi yaitu Ahawal Al-syakhsyiyah atau hukum perdata keluarga (AS) dan Ekonomi Syari’ah (ES) juga program pasca sarjana (S2). Meskipun memiliki fakultas yang relative sedikit disbanding universitas-universitas lain di Ciamis dan memiliki bangunan yang relative lebih kecil, namun mahasiswa IAID memiliki keinginan dan cita-cita yang sama dengan mereka yang memiliki bangunan kampus lebih megah dengan berbagai fasilitas yang memadai. Ini dapat terlihat dari keaktifan dan kontribusi mahasiswa dalam setiap even yang melibatkan berbagai tokoh dan narasumber terpercaya. Tidak hanya itu, setiap mahasiswa mampu berdiri sendiri dalam segala hal. Hampir seluruh mahasiswa IAID mampu menopang hidupnya dengan memilih bekerja sambil kuliah sehingga mereka tidak harus lagi bergantung kepada orang tua. Para lulusannya pun banyak yang melanjutkan pendidikan bahkan sampai ke mancanegara, seperti Australia, America, Belanda, dll. Hal ini menunjukan bahwa keinginan mahasiswa untuk menjadi sukses tidak harus diukur dari seberapa megah bangunan kampus yang di tempati dan seberapa mewah fasilitas yang disediakan, namun bagaimana cara kita bermimpi dan bangun dari mimpi itu untuk mewujudkannya. Berjuang dengan segenggam keyakinan yang tertanam dalam hati, itulah yang menjadi tolak ukur kesuksesan mahasiswa IAID baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Kemampuan
mahasiswa IAID juga dapat diukur dari bagaimana cara mereka berkomunikasi
dengan masyarakat yang berada di lingkungannya. Mereka akan mampu menjadi tokoh
dimasyarakat karena yang ditanamkan bukan hanya sekedar teori pendidikan namun
juga teori humanisme dan itulah hal terpenting dalam hidup. Banyak universitas
yang mungkin melupakan betapa pentingnya meningkatkan potensi bermasyarakat
mahasiswa agar mahasiswa mampu menjadi orang yang berguna bagi sesamanya. Moral
dan etika lebih penting diterapkan supaya kita mampu menghasilkan
generasi-generasi yang bermartabat dan mementingkan harga diri Negara ini.
Selain itu IAID menerapkan sikap toleransi bagi setiap individu mahasiswanya,
saling menghargai anatar sesama umat baik yang satu keyakinan maupun yang
berbeda keyakinan. Hal ini juga sangat penting diterapkan, karena Indonesia
merupakan nergara yang terdiri dari beragam budaya dan agama. Jika sikap toleransi
telah hilang pada setiap individu, maka perselisihan akan terus terjadi di
Indonesia. Sikap toleransi terhadap perbedaan keyakinan yang diterapkan oleh
mahasiswa IAID mampu dibuktikan dengan dengan adanya workshop yang diadakan
baru-baru ini. Tidak tanguung-tanggung narasumber yang dihadirkan adalah dari
tokoh konghucu dan tokoh agama Islam. Even ini dilaksanakan dalam rangka
memperingati hari Hak Asasi Manusia Se-dunia dengan tema “Toleransi Antar Umat
Beragama”. Acara ini sangat menarik perhatian mahasiswa. Ini terbukti dari
membeludaknya peserta yang hadir bahkan mahasiswa luar kampus pun ikut
berpartisifasi dalam acara ini. Hal ini juga mampu menunjukkan bahwa Islam
bukanlah agama teroris melainkan agama yang damai. Antusiasme para jemaat
konghucu pun menambah warna yang berbeda dalam acara ini. Kita berdiskusi satu
sama lain tanpa terhalang perbedaan.
Itulah
sekilas tentang IAID yang memiliki kampus kecil namun dengan segudang prestasi
dan impian. IAID adalah kampus yang mengajarkan dan mendidik calon-calon
sarjana dengan konsep keislaman sehingga mampu menghasilkan generasi yang
berguna bagi bangsa, agama dan negara.
0 komentar:
Posting Komentar