MENGEJAR FALAK SAMPAI KE SOLO
Ilmu
falak merupakan ilmu perbintangan atau sering dikenal dengan ilmu astronomi. Dengan
ilmu inilah umat Islam mampu menentukan tanggal hijriyah yang didalamnya
terdapat hari-hari besar Islam. Melalui tekad yang besar, HMPS syari’ah
mengadakan rihlah ilmiyah sebagai bagian dari program kerja yang telah
direncanakan. Untuk kali ini yang menjadi tujuan rihlah adalah kota Solo
tepatnya Pondok Pesanten Modern Islam Assalaam. Salah satu alasan mengunjungi
PPMI Assalaam adalah karena adanya CASA (Club Astronomi Santri Assalaam) salaha
satu komunitas yang mendalami ilmu perbintangan. Komunitas ini juga dilengkapi
dengan alat-alat canggih dan modern.
Rabu,
22 januari 2014 tepatnya pada pukul 21.00 WIB dengan resmi dilepas oleh Bpk.
Drs. H. Hasan Bisri M.Ag selaku wakil dekan fakultas syari’ah, peserta Risyad
(Rihlah Ilmiah Syari’ah Darussalam) memulai perjalanannya menuju Solo. Keberangkatan
pesrta Risyad kali ini bukan semata-mata perjalanan biasa, namun
berlatar
belakang dari keingintahuan serta antusiasme para peserta yang ingin lebih
memperdalam ilmu astronomi atau ilmu falak. Dengan dipandu oleh Bpk. Dr. Sumadi,
M.Ag selaku Sekretaris kantor jaminan mutu dan kemahasiswaan IAID Ciamis dan
Ibu Ila Nurmila, SHI., MSi selaku dosen Ilmu Falak di fakuktas Syariah Prodi
Ahwal al-syahsyiah para peserta tiba di Pondok Pesantern Moderm Islam Assalaam,
Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah pada hari kamis, 23
januari 2014.
Kedatangan
peserta Risyad yang berjumlah 70 orang ini disambut hangat oleh Ust. Muhammad
Lutfi dan Ust. Komaruddin selaku bagian HUMAS PPMI Assalaam. Pemateri pada
acara Risyad kali ini adalah Ust. AR Sugeng Riyadi. Beliau merupakan salah satu
fakar fisika dan juga pengasuh CASA. Selain itu beliau juga dipercaya sebagai
ketua Astrofisika periode 2014-2017. Dengan gaya kocaknya Ust. AR (sebutan bagi
AR Sugeng Riyadi) mampu menghipnotis peserta sehingga mereka sangat antusias
mengikuti acara dari awal sampai akhir. Melalui tema “Memupuk Syukur,
Mempertajam Fikir dengan Ilmu Falak” diharapkan para peserta mampu menjadi
generasi-generasi astronom muslim yang membedah ilmu-ilmu Allah melalui
benda-benda angkasa.
“Mungkin orang tidak
banyak tahu, bahwa ada bintang yang lebih besar lagi dari matahari. Bintang itu
dinamakan Al-Nilam. Saya pernah memotret Al-Nilam pada tanggal 27 juli 2009 di
klaten, dan setelah diteliti ternyata bintang itu adalah bintang pada zaman
Ustman bin Affan tahun 650” berikut adalah salah satu pemaparan Ust. AR.
Bintang Al-Nilam
merupakan bintang yang memiliki dimensi waktu 1.359, bintang yang berdiameter
lebih besar dari matahari ini akan muncul di bumi sekitar 1.359 tahun kemudian
setelah kemunculannya di angkasa. Bintang ini terletak di tengah sabuk orion. Namanya
berasal dari bahasa arab yang berarti“kalung mutiara,” sebutan yang
tepat untuk sabuk orion bintang tiga. Al-nilam
juga sering disebut sebagai Epsilon. Bersama dengan Mintaka dan
Alnitak, Al-nilam membentuk Sabuk Orion. Ketiga bintang ini merupakan
primadonanya Rasi Orion. Hanya Orion
yang punya tiga bintang berjejer membentuk garis lurus. Al nilam itu bintang
yang ada di tengah. Dia diapit Mintaka dan Alnitak. Selain dari itu, ternyata masih
banyak bintang-bintang yang lebih besar dari Al-Nilam seperti Betelgeuse dan
Antares.
Para
peserta tidak hanya dibekali dengan materi ilmu astronomi juga diberi
kesempatan untuk melihat matahari dari ruang observatorium, tempat diamana
pengamatan benda-benda langit dilakukan. Sayangnya karena cuaca yang kurang mendukung
peserta tidak dapat melihat matahari. Namun hal ini tidak mengurangi antusiasme
para peserta untuk mengikuti kegiatan. Dengan ditemani cuaca mendung dan
rintikan hujan kami mencoba teropong yang ada di ruang observatorium. Walau tidak
dapat mengamati matahari, pelajaran yang didapat para peserta sangat
mengagumkan sebagai permulaan bagi seorang ahli astronomi dimasa mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar